Pengelolaan Limbah Domestik
Upaya pengelolaan limbah domestik secara tepat sangat perlu dilakukan untuk menanggulangi dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pengelolaan limbah domestik dapat dilakukan sesuai dengan masing-masing jenisnya. Berikut adalah penjelasan mengenai pengelolaan limbah domestik.
Jenis dan Contoh Limbah Domestik
Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu limbah cair dan limbah padat. Berikut adalah penjelasannya.
Limbah Cair Domestik
Limbah cair domestik berasal dari berbagai kegiatan atau kebutuhan sehari-hari manusia, seperti air bekas mandi, air bekas mencuci baju, air bekas mencuci peralatan makan, sisa makanan berwujud cair, serta kotoran manusia. Pembuangan limbah cair domestik perlu dikelola dengan baik karena tidak sedikit dari limbah jenis ini yang mengandung bahan kimia, seperti detergen, sabun mandi, dan minyak, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan.
Dampak Limbah Domestik terhadap kesehatan
Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia. Limbah padat yang dibuang secara sembarangan di permukaan tanah akan mengalami pembusukan. Limbah yang mengalami pembusukan tersebut dapat menghasilkan gas beracun, seperti metan, asam sulfat, dan amonia. Limbah jenis ini juga dapat menyebabkan pencemaran pada air dan lingkungan sekiranya jika dibuang di perairan, seperti sungai atau laut. Limbah domestik jenis ini dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diare, gatal-gatal, hingga gangguan ginjal dan hati.
Selain itu, air limbah domestik yang berasal dari toilet juga dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, dan tifus, karena mengandung bakteri E. Coli. Air limbah toilet ini perlu dikelola dengan baik. Jarak antara sumur dan septic tank harus cukup jauh karena jika tidak, air limbah dapat menyerap ke dalam sumur. Air sumur yang tercemar oleh air limbah akan mengandung bakteri yang dapat menyebar jika digunakan untuk mandi, menggosok gigi, mencuci piring, dan kegiatan lainnya yang menggunakan air sumur tanpa melalui proses memasak.
Dampak Limbah Domestik terhadap Lingkungan
Pembuangan limbah domestik tanpa adanya pengelolaan terlebih dahulu dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pembuangan limbah domestik yang mengandung bahan kimia, seperti detergen, di permukaan tanah dapat mempengaruhi tingkat keasaman/pH tanah yang akan berpengaruh pada penyerapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman. Limbah dengan kandungan bahan kimia yang dibuang di sungai akan merusak atau bahkan membunuh tanaman dan hewan yang hidup dalam sungai tersebut. Hal tersebut terjadi karena air limbah yang mengandung bahan kimia domestik ini akan mengurangi kadar oksigen yang terdapat dalam air sungai sehingga merusak kualitas air sungai tersebut. Keadaan ini akan berpengaruh pada kerusakan ekosistem di sungai dalam waktu yang berkepanjangan.
Meninggalkan Penggunaan Kantong Plastik
Plastik menjadi salah satu limbah domestik yang banyak ditemukan. Limbah plastik, sebagai limbah anorganik yang sangat sulit untuk diuraikan, dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Karena itu, mengganti penggunaan kantong plastik dengan kantong belanja yang lebih ramah lingkungan, seperti kantong belanja yang terbuat dari kain dan kanvas, sangat diperlukan untuk mengurangi jumlah limbah plastik domestik.
Cara Mengurangi Limbah Domestik
Limbah domestik memiliki berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Karena itu, perlu adanya usaha untuk mengurangi jumlah limbah domestik. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah domestik.
Pengelolaan Limbah Padat Domestik
Pengelolaan limbah padat domestik dapat dilakukan dengan beberapa proses berikut.
Pemilahan menjadi salah satu cara pengelolaan limbah padat yang paling sering dilakukan. Cara ini dilakukan dengan memilah atau memisahkan limbah organik (sampah basah) dan limbah anorganik (sampah kering). Limbah organik (sampah basah) dapat diolah menjadi pupuk organik atau pupuk kompos. Sedangkan limbah anorganik (sampah kering) dapat dipilah kembali untuk diberikan kepada pemulung ataupun didaur ulang sehingga menghasilkan barang yang bernilai.
Berikut adalah ebook mengenai cara mudah untuk membuat pupuk organik.
Pewadahan merupakan kegiatan penampungan sampah sementara secara mandiri sebelum diangkut atau dipindahkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Pewadahan dilakukan dengan menyediakan wadah untuk memisahkan limbah anorganik berdasarkan jenis atau bahannya,
Proses pengumpulan limbah padat dilakukan oleh para petugas kebersihan yang mendatangi masing-masing tempat untuk mengangkut atau memindahkan sampah ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Proses pengumpulan limbah padat juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu melalui komunal langsung. Komunal langsung merupakan proses pengambilan limbah padat di setiap titik komunal untuk langsung diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa dipindahkan terlebih dahulu.
Proses pengangkutan limbah padat dalam pengumpulan komunal langsung dilakukan dengan menggunakan kendaraan pengangkut jenis compactor truck dan arm roll truck. Masing-masing kendaraan tersebut memiliki kapasitas 6 m3 dan 4 m3. Kendaraan pengangkut jenis compactor truck mempunyai kelebihan untuk melakukan pengepresan limbah padat sehingga dapat meningkatkan daya tampungnya. Kedua kendaraan pengangkut limbah padat ini dilengkapi dengan lengan tarik hidrolik sehingga kegiatan pemuatan atau pembongkaran limbah padat dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa bersentuhan langsung dengan limbah tersebut.
Limbah padat yang sebelumnya telah dikumpulkan dan diangkut akan dibawa ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). TPS adalah tempat penampungan sebelum sampah kembali dipindahkan menuju tempat pengolahan dan daur ulang atau Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Limbah padat yang telah sampai di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) akan diisolasi atau ditimbun secara aman agar tidak menyebabkan gangguan terhadap lingkungan. Selain melakukan isolasi atau penimbunan sampah, TPA juga akan mengolah sampah dengan melakukan pemilahan sampah, daur ulang sampah anorganik, serta pengomposan sampah organik.
Limbah Padat Domestik
Limbah padat domestik berasal dari berbagai bahan atau barang yang tersisa dan tidak dibutuhkan lagi. Limbah padat yang dibuang sembarangan akan menyebabkan pencemaran dan kerusakan pada lingkungan. Limbah padat domestik dibagi menjadi dua macam, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
Berikut adalah ebook mengenai kreasi kreatif dengan memanfaatkan kertas dan koran bekas.
Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari sampah atau buangan sisa makanan, seperti buah, sayuran ayam, dan nasi. Limbah organik yang dibuang akan mengalami pembusukan dan terurai dengan sendirinya.
Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan atau barang yang sulit atau bahkan tidak dapat diuraikan melalui proses biologis, seperti besi, botol, plastik, kaca, peralatan rumah tangga, dan peralatan elektronik. Limbah anorganik yang ditumpuk dan dibuang sembarangan akan berdampak buruk dengan mencemarkan serta mengganggu pemandangan dan kenyamanan lingkungan.
%PDF-1.6 %âãÏÓ 2334 0 obj <> endobj 2348 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<6FFCB92992952A4BA6C10431F0719596><10297E5FA1BB24478EFC5DCAED351887>]/Index[2334 41]/Info 2333 0 R/Length 87/Prev 13850693/Root 2335 0 R/Size 2375/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream hŞbbd```b``İ"g‚H&1°ÈwÉöDJö�Èع@’ñò;°Ê °ÊÙ`v�dŞuÌ’�Na`bdà\Š "ò?Ã�s/ û¿D endstream endobj startxref 0 %%EOF 2374 0 obj <>stream hŞÄTıOgÿ^Ÿº§�wå U1 4Ù`1Ë5”“©§=PP–@â’j0_6/Ƙ«¢��tÅùÒcªñ%ŠAÔ½„D—s8ç‹E4*èRRúƒc/ [œÆ™ø\é¨ÿ�—|Ÿçûù|?ß—\ò} ˜4xL×1dBúË3aÍ`qÜdı‘w¬à˜¤Y¨ğä|ûMşX0‡ejáŠ|*û¸ÌÛM ]´†‘Š÷˜Ã½Û§ÿ5öå²ç�çşßº_î^óêì¬[Mø2Àޘ~¥©íû7H̹ÜÙ÷�àeVÛ[ó•—%ÂäŒkçʆ¾)½ ÿPë ÿêÊ7AS�¿ ?«:_ˆ‘Ï'MıȃŸÍBÖú%Í’×ôğ^IvAŞOïo×�~õbíº=§O}ßÙáïÛÚöûàí�şNÿf *:‡³"¸5È󊧨ªeæuãÖ¯?m|Ğ8Ğ.éJ…ƒ¢ƒ^.SÒ7¨ulñʲÑÖk9Ñ)9»P®ïŸz±oØí^�uï²Ûò”øâUr ;h§9±ÆÕ¤ «p ®�&§,R±�lkNpâvš�6ìÜTâ†_»†ŒD›¤Ä+ÿè )õV•¯Æ:‚ÎàX_Ãö;A‰Ë´�£âKƒNRö¨ƒÉ^.^b‰ø Ê—cn#K‡LVÛçXÄöé¤#2F:ƒl’ôş’Çc8°µ6'´gä)£-�ûÈÅpÔèê¢~ößDÅN²$Dss«{«äâî°âAöz£şI¿;ɈÈ�ÑEyvGœ�²NvHøÓ7\Ş_Ï+OeZ!Ê�ê�g�H \üKiX©Ö‡$Rp€Ln¤ğó©§İÕ¢i(lQ4ÃK]Æ©âq› RĞP!PTØb`œ$’@M‰,IQŠHªR(Ço8)7Mşß �®A²—”1áø™¬¦�Ï ©¬47A¥úSÊCL(Àòö– �…Ûå²Ó4±Òäv{È~o’*§†§Ï›–ÅFĞT%,_ #f-6·èäaØün'Ù�#ÈÌ� Şw>1;±à9DÔ1QRÆ´ï“\ÛßåV¡İú·ù̹äâáGàwô$�qp6²@¯5 ˺B}2È: (qà;ô zÔB)ıŞ Gpwæ"£&€õâûj·‡"–x-À rL§9 endstream endobj 2335 0 obj <>/Metadata 987 0 R/Pages 2320 0 R/StructTreeRoot 2204 0 R/Type/Catalog/ViewerPreferences<>>> endobj 2336 0 obj <>/ExtGState<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageC]/Properties<>/Shading<>/XObject<>>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[29.5039 29.504 871.394 624.78]/Type/Page>> endobj 2337 0 obj <>stream hެVmoÛ6ş+ü¸¡ˆù*Š ¶Sgiê$ˆ¼e«‘œ%ÂdÉ�è"ù÷»#eÇnó⤃`ó¨{ç=:��ÊF„L±WN¸HÀ³HH"t ‘< QÜ ¡IƒpJÒ(cçÀÊ®X ”f„§B!ÆS…n´ * \I¸IĞšVàZc0°Èa®ƒ.l… º ¬Xx.É�JA-E™ÂÖ*䦂HäR ‘sNf4ËW®q¾¨+:(Kzœ+æùIã>~¤#6ã=vCG|Æp=®—®¨fı ¯«9jMV9ôœ€$½rÕm�²¸»é÷oÀÈà4#ÿ¸²ÍépBÏëféJ:ñ‹Ë�sq9!œfâ›uN³‰kÿÑ*§h�~º÷'™w>§sôêUÔë÷1>²óC‡£¬Ëb4ùëŒ�v.κ5£ÓÆU-$�Wó‡èऩ׫~t‡£XqF®è �J2£_ÖË¢ªÛÂw*bĞÀôBÔ/gÇö³‹(BÓ¯eøê £o?@ŒÖÛy^ybIGnõ[^ÜŞy¢U‡9G :.İmK$uå‡Ãú~vèGá’%¨~xc·,ʇ_NÏ®®>Œ‡Îû¼isw4¬ËůQ¦(süH¤ G€¯Îİ2§—_Ç_'?(�Ì7¹ŸßmòÇW×1Ö”1zê]YÌÕm™ãQû|ù|v:¦�²˜LS¬|İĞ?»•U±æ®ÍQäY÷Ÿªy½(ª[z]Tƒª-¶ûqÑ´~tçšÍÁ
%PDF-1.4 %âãÏÓ 1786 0 obj <> endobj xref 1786 39 0000000016 00000 n 0000001806 00000 n 0000001966 00000 n 0000002429 00000 n 0000002887 00000 n 0000003685 00000 n 0000003798 00000 n 0000004069 00000 n 0000004726 00000 n 0000005003 00000 n 0000005508 00000 n 0000006309 00000 n 0000006864 00000 n 0000007144 00000 n 0000007732 00000 n 0000008421 00000 n 0000008573 00000 n 0000009042 00000 n 0000009071 00000 n 0000009524 00000 n 0000010210 00000 n 0000010966 00000 n 0000011654 00000 n 0000012377 00000 n 0000012492 00000 n 0000013248 00000 n 0000013860 00000 n 0000069637 00000 n 0000104988 00000 n 0000141553 00000 n 0000141624 00000 n 0000141727 00000 n 0000166253 00000 n 0000166549 00000 n 0000166901 00000 n 0000198003 00000 n 0000198288 00000 n 0000001591 00000 n 0000001100 00000 n trailer <<78412E2F937ABB4DACED6AC348563C3F>]/Prev 335511/XRefStm 1591>> startxref 0 %%EOF 1824 0 obj <>stream hÞb```b``=ÌÀÆÀÀ" Ā B¬@QŽ°È~£ƒF¾ÜE…¸®ôeÑ?ÈÁ}ÃÞh™°µk².0 f�€6¡nµ•Ï§œñ‚ÇÑI¢ÀKgšd†å³ŽN›2�‚‰®‚”IkÏËêÒ™•2ÍJ"uÁ¥nµÊU`ËœA $ŸXtr™gò¶(�^71©CVŽÄƒ›ÒgBhTù›{<®¶j{å*¸®yY g$ �Æ(¨¤”ÑÑÑÑ dŠ¸ Y`'ƒŒ-`\ccc¨£`hL½�T�- , ¤SÅlUTRÒ à < �f`aœ¤•�X,"É À¸�q#3+CÃ7¦ †?Œ˜9˜„þ33Í`¨gÜÔ±†i*Óm¦éL»¢€´÷Í�ÿúö0è1øÅoeägt¯Leda|ÂðŸÁoÕ9& {–0è01ˆ3ˆÁ£G•�e³8²âçÀEXe‚<
Sesuai dengan Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan perlu adanya upaya untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup. Salah satu upayanya dilakukan dengan pengelolaan air limbah.
Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/ atau kegiatan, yang jika tidak dilakukan pengelolaan dengan baik, akan dapat menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut :
Air limbah rumah tangga merupakan sumber utama pencemaran badan air di daerah perkotaan. Air limbah rumah tangga termasuk dalam air limbah domestik. Yang dimaksud dengan air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Apa saja kegiatan yang dapat menghasilkan limbah domestik?
Limbah domestik bisa berasal dari rumah susun, penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan, perkantoran, perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi, permukiman, industri, IPAL kawasan, IPAL, permukiman, IPAL perkotaan, pelabuhan, bandara, stasiun kereta api, terminal dan lembaga pemasyarakatan.
Pengelolaan air limbah rumah tangga dilakukan dengan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL DOMESTIK ), agar air limbah yang dibuang ke badan air dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang pada Tahun Anggaran 2020, telah membangun unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPAL Domestik) dengan kapasitas 9 m3. IPAL Domestik ini berfungsi untuk mengolah air buangan dari kegiatan domestik DLH Kota Semarang, antara lain dari kamar mandi, musholla dan pantry. IPAL Domestik tersebut terdiri dari empat (4) bagian, yaitu bak grit chamber, grease trap, aerasi, filtrasi, yang terdapat dalam satu tangki (Paket) IPAL. Pada bak grit chamber air limbah domestik dikumpulkan kemudian sebelum masuk pengolahan IPAL air limbah melewati grease trap yang berfungsi untuk menyaring padatan – padatan yang masih besar. Kemudian air limbah dialirkan kedalam aerasi dimana air limbah di olah dengan penambahan bakteri dan oksigen yang berfungsi untuk mengurangi polutan – polutan yang ada. Sebelum di alirkan ke effluent tank, air limbah yang sudah diolah di saring kembali melalui bak filtrasi, untuk mengurangi padatan yang masih ada. Kemudian air limbah di alirkan ke bak effluent dimana pada bak ini ditambahkan klorin untuk membunuh bakteri yang masih ada dalam air limbah. Diharapkan agar air limbah dapat memenuhi Baku Mutu yang dipersyaratkan. Untuk selanjutnya air limbah dialirkan kedalam fish pool sebagai indikator bahwa air limbah sudah layak di buang ke lingkungan menuju Sungai Tapak.